Senin, 05 Oktober 2009

Laptop Kini Murah Meriah


KOMPAS.com - Dalam sehari, di pusat perbelanjaan Bandung Elektronik Center (BEC) konon transaksi komputer jinjing (laptop) bisa mencapai 3.000 buah! Barang elektronik yang dahulu dianggap mewah dan mahal ini kini laris manis dijual.

Laptop dewasa ini, berkat kemajuan teknologi, memang turun kasta. Bukan lagi menjadi barang mewah yang sulit dijangkau kocek. Bagaimana tidak, jika sepuluh tahun lalu laptop termurah harganya bisa menyamai sepeda motor baru, kini harga itu dibanderol tidak lebih mahal dari sebuah ponsel cerdas.

Laptop murah kian menjadi-jadi setahun ini menyusul munculnya jenis netbook. Bayangkan, sebuah netbook bertipe lokal saja bisa dihargai kurang dari Rp 3 juta. Rata-rata netbook merek lokal ini berkisar Rp 3 juta-Rp 5 juta.

"Netbook sekarang memang lebih menjanjikan. Harganya sangat terjangkau, cocok untuk mereka yang mobile," tutur Yoses Wirawan, sales dari laptop merek Gigabyte, Jumat (2/10) di BEC. Pangsa pasar konsumen netbook ini mayoritas adalah pelajar dan mahasiswa.

"Untuk sekadar internetan, browsing dan menjalankan aplikasi office, netbook ini sudah cukup baik," tuturnya kemudian. Sebuah netbook biasanya sudah dilengkapi dengan teknologi wi-fi untuk akses internet serta bluetooth untuk koneksi data.

Harganya bisa murah karena kemampuan spesifikasinya disesuaikan hanya untuk aplikasi mudah yang tidak terlalu menuntut kecepatan prosesor tinggi. Namun, uniknya, oleh beberapa pengembang, tampilan netbook ini bisa menyerupai notebook (laptop) yang canggih dan mahal.

Salah satunya, netbook terbaru tipe M912 MA keluaran Gigabyte yang sudah dilengkapi teknologi layar sentuh dan bisa diputar 180 derajat. Harganya pun hanya Rp 4,2 juta. Teknologi ini, pada jenis laptop, merupakan unggulan dari produsen ternama Fujitsu. Namun, harganya bisa mencapai lebih dari Rp 15 juta.

Store Manager 3G Power di BEC, Grace Sunjaya (30), mengatakan, model, desain, dan permainan warna merupakan kekuatan netbook ataupun notebook di masa sekarang. Sebab, pangsa pasar yang dikejar saat ini terutama generasi muda. Sebagai contoh, netbook terbaru P25 dan P24 keluaran Sony Vaio merefleksikan diri sebagai peranti mode, bukan lagi sekadar alat elektronik. "Warnanya bermacam-macam dan mencolok, berdesain pipih dan menarik. Bisa ditaruh pula di saku," tuturnya.

Ia membenarkan, penjualan laptop dalam beberapa tahun terakhir ini terus meningkat. Dalam sebulan, di tokonya, setidaknya terjual hingga 300 unit. Dua pertiga diantaranya adalah jenis netbook. Data dari Asosiasi Pengusaha Komputer Indonesia (Askomindo) Daerah Jabar bahkan menunjukkan, pada 2009 penjualan netbook per bulannya meningkat 100 persen dari tahun sebelumnya. Wah!

Yulvianus Harjono

Sumber : Kompas Tekno

Bayi Aulia Diculik di Pelukan Ibunya


Esa, bayi lahir 1 Januari 2009, dipangkuan ibunya

VIVAnews - Hanya dalam sepekan aksi penculikan bayi kembali terjadi di Kota Depok. Minggu 4 Oktober 2009 sore, bayi berusia 11 bulan hilang dari pelukan ibunya saat tidur siang.

Adalah Aulia Rahma yang menjadi korban penculikan itu. Bocah perempuan itu diduga diculik sepasang pria dan wanita yang ke rumah korban di Jalan Raya Bogor, Cisalak, Sukmajaya, Kota Depok.

Dari dugaan awal, pelaku masuk saat berteduh dari hujan yang mengguyur Depok sore tadi.

Raut wajah Horiah masih terlihat trauma saat menceritakan kejadian penculikan terhadap anak keduanya.

Hoiriayah yakin orang yang berteduh di rumahnya itu adalah orang yang melarikan anaknya. Karena sebelum pergi tidur bersama anaknya, kedua sempat bertegur sapa dengan Hoiriah untuk menumpang berteduh.

"Saya yakin dia yang bawa anak saya. Saya masih kenal wajahnya," ujarya saat di kantor polisi.

Kepala Unit Reskrim Polsek Sukmajaya, Iptu Dodo mengatakan, sejumlah saksi kini masih terus diperiksa untuk mempertegas ciri pelaku.

Saat diculik, Aulia mengenakan baju bayi berwarna putih dengan corak biru.

Sumber: VivaNews

KPK Laporkan SMS Ancaman ke Kapolri

Gedung KPK

Senin, 5 Oktober 2009 | 12:07 WIB
Laporan wartawan KOMPAS.com Rosdianah Dewi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesan singkat (SMS) berupa ancaman yang ditujukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) rupanya berbuntut panjang. Tim kuasa hukum KPK akan melaporkan hal tersebut kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Senin (5/10) siang ini.

"Masalah SMS akan dilaporkan. Diduga itu dari nomor yang mempunyai tiga angka belakang 777," ujar kuasa hukum KPK, Ahmad Rifai, Senin.

Menurut dia, ancaman melalui SMS tersebut merupakan bentuk tindak pidana sehingga harus ditindak secara hukum. "Pertemuan tersebut antara jam satu sampai jam dua siang," ucapnya.

Beberapa waktu lalu beredar SMS ancaman terhadap dua penyidik KPK yang sedang mengusut kasus korupsi di Jawa Timur. Dalam SMS tersebut dikatakan, dua penyelidik tersebut sudah menjadi sasaran para sniper.

Rifai mengatakan, ancaman berupa SMS tidak hanya datang satu kali. KPK telah mendapat SMS ancaman sebanyak empat kali.

Selain itu, lanjutnya, tim kuasa hukum KPK menyertakan pelaporan dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Kepala Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri Komjen Susno Duadji. Hal tersebut disebabkan, pada 7 Juli 2009 KPK telah mengeluarkan surat perintah penangkapan kepada Anggoro Widjoyo.

Surat yang dikirim KPK dengan Sprindik 25/01/VI/ 2009 tanggal 19 Juni 2009 dan disertai surat perintah penangkapan No KEP-04/P6KPK/VII/ 2009 bertanggal 7 Juli 2009 itu dikirim ke Kabareskrim dan Kapolda di seluruh Indonesia.

Namun sayang, surat itu tidak diindahkan dan Susno menemui Anggoro Widjoyo, tersangka kasus kasus suap proyek pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan.

Sumber : KOMPAS.com

Kronologi Pembunuhan Wanita Jepang di Kuta


Gede Suardana - detikNews

Denpasar - Kasus pembunuhan turis wanita asal Jepang, Rika Sano (33), di Kuta berhasil diungkap polisi. Bagaimana pelaku David Goltar Wicaksono (26) menjalankan aksinya? Berikut kronologinya.

Kronologi pembunuhan wisatawan asal Jepang ini disampaikan Kapoltabes Denpasar Kombes Polisi Gede Alit Widana dalam jumpa pers di Mapoltabes Denpasar, Minggu (4/10/2009).

David, seorang residivis kasus kriminal ini dalam menjalankan aksinya menyamar sebagai seorang polisi. Ia menggunakan rompi dan lencana polisi untuk mengelabui korban.

Jumat (25/9/2009), pukul 01.00 Wita, David membuntuti Mayumi Someya (33) yang juga teman Sano dari Jalan Legian menuju tempatnya menginap di Hotel Prani, Legian, Kuta.

Di tengah perjalanan, David menegur Someya dengan alasan tidak menggunakan helm. Saat itu, David menawarkan jasa mengantar Someya ke hotel.

Namun, David mengajak Someya ke daerah sepi di Jalan Dewi Sri, Legian. Di tempat ini, David menggerayangi tubuh Someya. Teman sekamar Sano ini melakukan perlawanan. Setelah mengambil barang milik Someya, David menelanjangi wanita asal Jepang ini agar tidak berani beranjak dari TKP.

Tetapi Someya berhasil selamat dari aksi kejam David. Tidak dijelaskan secara detil, bagaimana wanita tersebut bisa kabur.

Sekitar pukul 02.30 Wita, David mendatangi kamar Someya menemui Sano. Ia mengaku sebagai anggota Polsek Kuta kepada satpam. Dengan alasan Someya terlibat kasus narkoba dan menjalani pemeriksaan di Polsek Kuta, David berhasil mengajak Sano keluar hotel.

David pun dengan leluasa mengajak Sano ke Jalan Mertanadi, Tuban, Kuta. Di tempat inilah, pelaku merampas barang serta menganiaya Sano. Karena melakukan perlawanan, pelaku memukul kepala korban dengan balok kayu hingga tewas. Jenazah korban ditemukan, Senin (28/9/2009).

Setelah membunuh korban, pelaku merampas barang milik Someya dan Sano yang tersimpan di kamar hotel. Bahkan, ia meminta satpam hotel agar tidak membuka kamar korban sebelum diperiksa aparat.
David membawa kabur sandal, spon bedak, kunci kamar, handphone, alat cukur, celana, dan gunting kuku.

Usai menjalankan aksinya, David kabur. Ia berhasil dibekuk polisi di kampung halamannya di Malang, Jawa Timur dalam waktu sepekan, Jumat (2/10/2009). Kini, pelaku mendekam di tahanan Poltabes Denpasar serta dijerat pasal 328 KUHP dan 338 KUHP tentang pembunuhan.

(gds/djo)

Minggu, 04/10/2009 21:17 WIB
Pembunuh Wanita Jepang di Kuta Dibekuk Polisi

Gede Suardana
- detikNews
Denpasar - Poltabes Denpasar berhasil mengungkap kasus pembunuhan wisatawan wanita asal
Jepang, Rika Sano (33). Pelakunya David (26) dibekuk di kampung halamannya
Malang, Jawa Timur.

Pengungkapan pelaku pembunuhan tersebut disampaikan Kapoltabes Denpasar Kombes Polisi Gede Alit Widana di Mapoltabes, Denpasar, Minggu (4/10/2009).

Alit menjelaskan tersangka telah enam kali melakukan kejahatan serupa sejak enam bulan lalu. Tercatat, sebanyak enam orang menjadi korban.

"Tersangka adalah penjahat yang spesialis menyasar wanita," ujar Alit.

Tersangka berhasil dibekuk polisi di Pasar Kepanjen, Malang, pukul 17.00 Wib, Jumat (1/10/2009). Polisi berhasil menangkap tersangka setelah menemukan barang milik tersangka berupa piranti audio MP-4 di lokasi pembunuhan. Polisi juga menyita barang milik korban di tempat kost tersangka.

Tersangka yang selalu beroperasi di Kuta berhasil mengecoh tersangka dengan
berpura-pura menjadi tukang ojek dan menawarkan jasa. Hanya saja, saat membunuh wanita asal Jepang ini, tersangka menyamar menjadi polisi.

Saat merampok, tersangka menggunakan rompi dan menunjukkan foto dan lambang polisi palsu. "Pakaian itu milik ayah angkatnya yang juga anggota polisi namun sudah meninggal," kata Alit.

Tersangka merampok serta memperkosa Mayumi Someya (30) dan Sano pada Jumat
(25/9/2009) yang menginap ditempat yang sama Hotel Prani, Legian, Kuta. Someya berhasil kabur sedangkan Sano tewas dibunuh tersangka.

Tersangka dijerat pasal 328 tentang penculikan dan pasal 338 tentang pembunuhan KUHP dengan ancaman minimal 5 tahun penjara.

(gds/rdf)

Sumber : Detik.com

Mahmoud Ahmadinejad Keturunan Yahudi


Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad

VIVanews - Foto Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad saat sedang menunjukkan kartu identitas dalam pemilihan umum Maret 2008 memperlihatkan bahwa keluarganya memiliki keturunan Yahudi. Dalam dokumen yang diperbesar bisa terbaca bahwa Ahmadinejad pernah dipanggil "Sabourjian", nama Yahudi yang berarti penenun pakaian. Bukt-bukti ini pertama kali diungkap oleh harian The Daily Telegraph.

Seperti dikutip dari laman harian The Telegraph, Minggu 4 Oktober 2009, catatan pendek di dalam kartu identitas itu menjelaskan kalau keluarga presiden yang kerap mengecam Israel ini mengganti nama keluarga menjadi Ahmadinejad saat mereka memeluk Islam pasca kelahiran Ahmadinejad.

Keluarga Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad. Nama Sabourjian diperoleh dari "tukang tenun Sabour," nama selendang Yahudi Tallit di Persia. Nama tersebut juga masuk dalam daftar nama orang-orang Yahudi Iran yang dikumpulkan oleh Departemen Dalam Negeri Iran.

Para ahli tadi malam menyebutkan bahwa track record Ahmadinejad yang kerap mengeluarkan kritik pedas terhadap kaum Yahudi bisa jadi dilakukan untuk menutupi masa lalunya. "Setiap keluarga yang pindah agama membuat identitas baru dengan mengecam kepercayaan mereka sebelumnya," kata Ali Nourizadeh dari Pusat Studi Arab dan Iran. "Aspek latar belakang Ahmadinejad menjelaskan banyak hal tentang dia.

Dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan anti-Israel, dia mencoba menghilangkan kecurigaan tentang keterkaitan dirinya dengan Yahudi. Dia merasa tak berdaya di tengah masyarakat radikal Syiah," terang Nourizadeh.

Juru bicara kedutaan Israel di London, Ron Gidor, mengatakan tidak akan terpengaruh dengan masa lalu Ahmadinejad. "Itu bukan sesuatu yang perlu kami bahas," kata Gidor.

Ahmadinejad memang tidak pernah menyangkal bahwa namanya diganti saat keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Namun dia tidak pernah mengungkapkan nama sebelumnya dan tidak menjelaskan alasan penggantian nama tersebut.

Ahmadinejad adalah insinyur berkualitas dengan gelar doktor dalam bidang traffic management. Dia menjadi milisi Garda Revolusioner sebelum namanya dikenal sebagai politisi garis keras di Teheran.

Sumber : VIVAnews